Klasifikasi ilmiah Ikan Betok
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Anabantidae
Genus: Anabas
Spesies: A. testudineus
Nama binomial: Anabas testudineus
Waktu aku masih disekolah dasar dulu, di belakang sekolahku ada persawahan (yang sudah tidak urus lagi) dan rawa yang sering menjadi tempat bermain. Kalau sedang musim kemarau, persawahan dan rawa itu menjadi tempat bermain bola dan layang-layang. Sedangkan jika musim hujan datang, maka air yang menggenang akan menjadi tempat berkembang biaknya ikan-ikan dan hewan-hewan air lainnya. Entah darimana datangnya ikan-ikan dan hewan-hewan air itu, mungkin mereka meletakan telurnya di dalam tanah sebelum persawahan dan rawa itu mengering kali ya. Sehingga ketika musim hujan datang dan air mulai menggenang, telur-telur itu menetas dan memenuhi persawahan dan rawa dengan aneka jenis ikan.
Kalau musim hujan datang dan areal persawahan dan rawa sudah tergenang air, hal yang aku suka adalah memancing ikan. Walau kadang aku tidak ikut memancing dan hanya melihat teman-temanku saja yang memancing, tetapi aku sering mendapatkan beberapa ekor ikan hasil pancingan teman-temanku. Saat itu aku adalah anak yang terkecil diantara teman-temanku yang lain, sehingga kadang aku diberi tugas untuk mengumpulkan ikan-ikan hasil memancing mereka dan biasanya aku akan diberi beberapa ekor nantinya.
Salah satu ikan yang aku suka pancing atau dapatkan adalah ikan betok. Menurut wikipedia, Ikan betok adalah nama sejenis ikan yang umumnya hidup liar di perairan tawar. Ikan ini juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti bethok atau bethik (Jawa), puyu (Melayu) atau pepuyu (bahasa Banjar). Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai climbing gouramy atau climbing perch, merujuk pada kemampuannya memanjat ke daratan.
Ikan betok yang umumnya berukuran kecil, panjang hingga sekitar 25 cm, namun kebanyakan lebih kecil. Berkepala besar dan bersisik keras kaku. Sisi atas tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak kecoklatan atau kehijauan. Sisi samping (lateral) kekuningan, terutama di sebelah bawah, dengan garis-garis gelap melintang yang samar dan tak beraturan. Sebuah bintik hitam (terkadang tak jelas kelihatan) terdapat di ujung belakang tutup insang. Sisi belakang tutup insang bergerigi tajam seperti duri.
Ikan betok umumnya ditemukan di rawa-rawa, sawah, sungai kecil dan parit-parit, juga pada kolam-kolam yang mendapatkan air banjir atau berhubungan dengan saluran air terbuka.
Ikan ini memangsa aneka serangga dan hewan-hewan air yang berukuran kecil. Ikan betok jarang dipelihara orang, dan lebih sering ditangkap sebagai ikan liar.
Dalam keadaan normal, sebagaimana ikan umumnya, ikan betok bernafas dalam air dengan insang. Akan tetapi seperti ikan gabus dan lele, ikan betok juga memiliki kemampuan untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Ikan ini memiliki organ labirin (labyrinth organ) di kepalanya, yang memungkinkan hal itu. Alat ini sangat berguna manakala ikan mengalami kekeringan dan harus berpindah ke tempat lain yang masih berair. Ikan betok mampu merayap naik dan berjalan di daratan dengan menggunakan tutup insang yang dapat dimegarkan, dan berlaku sebagai semacam ‘kaki depan’. Namun tentu saja ikan ini tidak dapat terlalu lama bertahan di daratan, dan harus mendapatkan air dalam beberapa jam atau ia akan mati.
Ikan ini menyebar luas, mulai dari India, Tiongkok hingga Asia Tenggara dan Kepulauan Nusantara di sebelah barat Garis Wallace.
Dulu aku pernah memelihara banyak ikan betok yang aku dapatkan dari memancing atau pemberian teman-temanku didalam sebuah akuarium. Setiap hari ikan-ikan itu aku beri makan nasi. Namun karena ikannya terlalu banyak, air akuarium pun menjadi keruh. Akhirnya ibu menyuruhku untuk membersihkan ikan-ikan itu dan lalu ibu menggorengnya. Ternyata rasanya enak sekali ya sehingga membuat aku jadi bertambah semangat untuk mencari dan mendapatkan ikan-ikan betok lagi untuk akhirnya di goreng lagi hehehe.
Sayangnya persawahan dan rawa yang ada di belakang sekolah dasarku dulu sekarang telah berubah menjadi area perumahan. Masih ada sih tersisa sedikit rawa, tapi entah akan bertahan sampai berapa lama.
Walau sekarang aku sudah berkeluarga, tetapi kenangan masa lalu membuatku mempunyai suatu keinginan untuk suatu saat bisa memelihara lagi ikan-ikan betok di akuarium. Sebenarnya beberapa waktu lalu aku sempat memperoleh seekor ikan betok pemberian dari saudaraku di depok. Sewaktu aku datang berkunjung ke rumahnya beberapa waktu lalu, aku melihat di akuarium di rumahnya ada seekor ikan betok diantara ikan-ikan hias lainnya. Akhirnya ikan itu aku minta. Sayangnya ikan betok itu hanya bertahan beberapa hari saja berada didalam akuarium. Mungkin karena dikejar-kejar oleh ikan nila yang bertubuh lebih besar, maka pada suatu malam akhirnya ikan itu melompat dari akuarium dan hilang entah kemana.
Foto-foto ikan betok adalah hasil kopi paste dari FishBase
0 komentar:
Posting Komentar