Klasifikasi ilmiah Ikan sepat
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Osphronemidae
Genus: Trichogaster
Spesies: T. trichopterus
Nama binomial: Trichogaster trichopterus
Ikan ini banyak dikenal dengan nama-nama lokal seperti sepat sawah, sepat jawa, sepat biru, sepat ronggeng (Mly.), sapek (Min.) dan lain-lain. Dalam perdagangan ikan hias, bergantung pada varietasnya, ikan ini dikenal dengan nama-nama (Ingg.) seperti Three spot gourami, Blue gourami, Cosby gourami, Gold gourami, Golden gourami, serta Opaline gourami.
Ikan sepat bertubuh pipih dan bermoncong runcing sempit dan mampu mempunyai panjang total hingga 120mm. Warnanya perak buram kebiruan atau kehijauan, dengan beberapa pita miring berwarna gelap, serta bercak hitam masing-masing sebuah pada tengah sisi tubuh dan pada pangkal ekor. Namanya dalam bahasa Inggris, Three spot gourami, merujuk pada kedua bintik hitam itu, ditambah dengan mata sebagai bintik yang ketiga. Sirip ekornya berlekuk (berbelah) dangkal, berbintik-bintik.
Warna tubuh ikan sepat amat bervariasi, baik perimbangan terang gelapnya maupun pola-pola warna tubuhnya. Demikian pula bilangan jari-jari pada sirip-siripnya. Rumus sirip dorsal, VI-VIII (jari-jari keras atau duri) dan 8–9 (jari-jari lunak); dan sirip anal X-XII, 33–38. Gurat sisi 30–40 buah. Panjang standar (tanpa ekor) 2,3–2,5 kali tinggi badan. Sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut, yang memanjang hingga ke ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek.
Sepat rawa menyebar di Indocina, terutama di lembah Sungai Mekong, dan di Indonesia barat, yakni di Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Sekitar tahun 1938, ikan sepat ini dimasukkan ke Danau Tondano dan tempat-tempat lain di Sulawesi.
Ikan ini hidup di rawa-rawa, danau, aliran-aliran air yang tenang, dan umumnya lahan basah di dataran rendah termasuk sawah-sawah serta saluran irigasi. Di saat musim banjir, penyebarannya meluas mengikuti aliran banjir ini. Sepat rawa memangsa zooplankton, krustasea kecil dan aneka larva serangga. Pada musim berbiak, ikan sepat jantan membangun sebuah sarang busa untuk menampung dan memelihara telur-telur ikan sepat betina, yang dijagainya dengan agresif.
Ikan sepat, sebagaimana kerabat dekatnya yakni tambakan, gurami, betok, dan cupang, tergolong ke dalam anak bangsa (subordo) Anabantoidei. Kelompok ini dicirikan oleh adanya organ labirin (labyrinth) di ruang insangnya, yang amat berguna untuk membantu menghirup oksigen langsung dari udara. Adanya labirin ini memungkinkan ikan-ikan tersebut hidup di tempat-tempat yang miskin oksigen seperti rawa-rawa, sawah dan lain-lain.
sumber: wikipedia
Waktu aku kecil dulu, di dekat rumahku ada sebuah rawa yang banyak dihuni oleh ikan sepat ini. Awalnya aku tidak tahu kalau ikan yang bermulut kecil ini bisa juga di pancingi. Ketika ada teman yang mengajariku untuk memancingnya, akhirnya pada suatu waktu, saat aku kecil itu, aku bisa juga mendapatkan ikan sepat ini dengan cara memancingnya. Dengan mata kail yang paling kecil yang bisa aku beli, dan dengan umpan elur (cacing tanah kecil yang banyak terdapat di tanah lembab), aku mencoba memancing ikan sepat ini di rawa di dekat rumahku. Ketika terasa ada yang memakan umpan, maka dengan gerakan yang lambat aku mengangkat pancingku ke atas agar ikan sepat yang sedang memakan umpan kail mengejar dan menggigit mata kail pancingku. Kadang kena terpancing ikan sepatnya, tetapi pernah juga ikan lain yang lebih kecil yang terpancing (ikan gupi sawah), walau bukan terpancing di mulutnya, tetapi di perutnya hehehe (soalnya gerombolan ikan kecil ini selalu mendekati dan mengelilingi tali pancing yang berada di air).
Foto-foto ikan sepat dikopi paste dari FishBase.
2 komentar:
berarti memang susah mancing sepat yach Bro? dijaring aja kenapa?
Susah-susah gampang ya mancing ikan sepat, bikin penasaran. Kalo di jaring si kegembiraan dapatnya ga seseru kalo dapat mancing ya :-)
Posting Komentar