Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka massa tulang dan kualitas jaringan tulang menurun yang akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang, sehingga terjadilah osteoporosis.
Penyakit osteoporosis adalah berkurannya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Sekitar 80% penderita penyakit osteoporosis adalah wanita. Hilangnya hormon estrogen (hormon utama pada wanita) setelah menopause meningkatkan resiko terkena osteoporosis.
Meskipun demikian, pria tetap memiliki resiko terkena penyakit osteoporosis yang sama-sama dipengaruhi oleh estrogen. Bedanya, laki-laki tidak mengalami menopause, sehingga osteoporosis datang lebih lambat. Menurut data Yayasan Osteoporosis Internasional, 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 pria di Indonesia terserang osteoporosis.
*****
Klasifikasi Osteoporosis Berdasarkan Penyebabnya
- Osteoporosis Primer
Sering menyerang wanita pasca menopause dan juga pria lanjut usia. Bisa terjadi karena kekurangan estrogen yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang. Kemungkinan lain, osteoporosis merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang baru.
- Osteoporosis Sekunder
Disebabkan oleh kurangnya aktifitas fisik, keadaaan medis lain atau obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortokosterol, barbiturate, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan).
*****
Faktor Resiko Terkena Osteoporosis
1. Usia lanjut.
2. Jenis kelamin (wanita memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalamai osteoporosis).
3. Riwayat keluarga yang mengalami patah tulang akibat osteoporosis.
4. Konsumsi alkohol, soft drink, dan minuman yang mengandung kafein.
5. Merokok (dapat menghambat aktifitas pembentukan sel baru/osteoblast).
6. Berat badan di bawah normal.
7. Menopause dini.
*****
Gejala Osteoporosis
Pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala karena kepadatan tulang berkurang secara perlahan. Seiring makin berkurangnya kepadatan tulang, mungkin bisa timbul gejala seperti:
- Back pain atau nyeri punggung.*****
- Postur tubuh menjadi bungkuk sehingga tinggi badan berkurang.
- Punggung bagaian atas melengkung (punuk Dowager).
- Patah tulang atau fraktur yang mungkin terjadi dengan cidera minor, terutama di bagian panggul, pergelangan tangan dan tulang belakang. Tetapi kadang-kadang patah tulang cenderung sembuh secara perlahan.
Diagnosa Osteoporosis
Untuk mendiagnosa osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang, dilakukan pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang. Pemeriksaan yang paling akurat adalah DXA (dual-energy x-ray absorptiometry). Pemeriksaan ini aman dan tidak menimbulkan nyeri, bisa dilakukan dalam waktu 5-15 menit.
*****
Pengobatan Osteoporosis
Tujuan pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Wanita pasca menopause yang menderita osteoporosis bisa mendapatkan estrogen (biasanya bersama dengan progesterone) atau alendronat, yang bisa memperlambat atau menghentikan penyakitnya.
Selain itu, obat-obatan lain untuk penderita osteoporosis antara lain bifosfonat dan kalsitonin. Fisoterapi juga dapat membantu pasien mengatasi nyeri akibat keropos tulang. sedangkan untuk patah tulang panggul biasanya diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya di gips atau pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik.
*****
Pencegahan Osteoporosis
- Pola makan yang sehat dan seimbang
Batasi atau hindari konsumsi makanan atau minuman yang meningkatkan resiko osteoporosis, seperti alkohol, soft drink, atau kafein. Selain itu perbanyak konsumsi sumber kalsium seperti susu, yoghurt, keju, brokoli, salmon, oatmeal, kacang kedelai, tahu, tempe, dan kacang merah.
- Olahraga yang teratur
Olahraga yang dianjurkan adalah yang menggunakan beban, seperti naik turun tangga atau berjalan kaki (beban menopang berat tubuh) atau pun latihan angkat beban secara rutin. Melalui olahraga, tidak hanya dapat memperkuat karena peningkatan kekuatan otot, tetapi juga menjaga keseimbangan dan memperbaiki postur tubuh.
- Cukupi kebutuhan kalsium dan vitamin D dengan suplementasi
Mengkonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang cukup sangat efektif meningkatkan kepadatan tulang terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimum (sekitar umur 30 tahun).
- Deteksi dini
Karena kepadatan dan keroposnya tulang ini tidak dapat dideteksi, maka pemeriksaan dini sangat dianjurkan.
*****
Meskipun deteksi awal dan pengobatan osteoporosis yang tepat waktu dapat mengurangi resiko patah tulang, namun tidak satupun yang menjamin penyembuhan osteoporosis sepenuhnya. Oleh karena itu, lebih baik mencegah daripada mengobati.
(sportindo.com The Magz – Oktober 2009)
0 komentar:
Posting Komentar